Perubahanku


24 Juni 2014...
Hari itu hari dimana aku merubah hidupku, merubah pikiranku, merubah penampilanku. Entah apa yang membuat aku berubah. Begitu sangat kuat keyakinan ku untuk merubahnya.

Aku bercermin, memandangi diri yang penuh kekurangan. Aku bertanya-tanya, apakah yang akan aku lakukan sudah benar? Apa aku akan bertahan? Apa aku akan sanggup menjalaninya? Aku takut goyah, aku takut suatu saat nanti aku melepasnya.

Semakin aku bercermin semakin kuat keyakinanku. Semakin kuat pula tekadku. Aku ingin merubahnya, aku ingin berubah menjadi lebih baik, dan yang terpenting aku ingin mentaati perintah-NYA. Aku ingin menjalankan kewajibanku. Kewajiban seorang wanita muslimah.

3 bulan kemudian...
Ternyata gak mudah menjaga komitmen ini. Sulit. Penuh kebimbangan, penuh godaan, rasanya aku ingin melepasnya. Aku ingin seperti dulu, yang bisa bebas. Memainkan rambut sesukanya, dikepang, dikuncir, berpakaian lengan pendek dan sebagainya. Aku goyah, sangat goyah.

7 bulan kemudian...
Ini masa dimana kestabilan mulai terjadi. Dimana aku mulai bisa menahan hawa nafsu, menahan godaan-godaan yang menerpa, menahan keinginan untuk melepasnya. Entah mengapa aku menjadi nyaman saat memakainya.

1 tahun kemudian...
Dan pada akhirnya sudah setahun aku menjalaninya. Aku benar-benar tidak meyangka bisa bertahan selama ini, apa yang aku takuti ternyata tidak terjadi. Aku tidak melepas apa yang telah aku yakini. Justru, aku mendapatkan sebuah pelajaran. Belajar menahan hawa nafsu, belajar ikhlas, belajar sabar, belajar menjaga komitmen, belajar berfikir dewasa.
Kini, sudah menginjak 2 tahun kurang aku berhijab. Mungkin memang belum sempurna, belum sesuai syariat islam. Aku masih pakai celana jeans bukannya rok, masih pakai kaos bukannya gamis, masih pakai kerudung gaya bukannya kerudung syar’i. Tapi setidaknya aku sudah berusaha menjalankan kewajibanku. Dan insya allah jika waktunya tiba, aku mau berubah lagi yang lebih baik.

Kalian tau tidak apa alasan aku masih bertahan untuk tidak melepas hijabku? Pastinya karna Allah SWT. Karna tujuanku adalah mentaati perintah-NYA. Tapi bukan hanya itu saja yang bisa membuatku bertahan. Ada hal lain yang menguatkanku, yaitu kedua orang tuaku, terutama papaku. Setiap aku goyah aku selalu mengingat mereka. Selalu mengingat betapa banyak dosa yang telah aku perbuat.

Aku pernah baca artikel dari salah satu sumber di media sosial, aku lupa dimana dan nama sumbernya apa. Tapi kata-kata dari artikel tersebut selalu terngiang-ngiang di pikiranku. Katanya “Selangkah saja kita keluar rumah tanpa menutup aurat, dosanya itu mengalir ke ayah kita. Dan jika kita keluar rumah menutup aurat, kita sedikit telah bantu membangun rumah untuk ayah kita di surganya Allah SWT nanti. Banyak hal lain yang bisa bantu membangun rumah untuk kedua orang tua kita di surganya Allah SWT”.

Coba bayangkan, seberapa banyak kalian melangkah tanpa menutup aurat kalian, sebanyak itulah dosa yang telah kalian alirkan ke ayah kalian. Memangnya kalian tega?

Ibarat kata sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Perlahan-lahan saja jika memang kalian belum siap memakainya. Misalkan, coba-coba memakai hijab di dalam kamar, terus kalian bercermin. Atau liat-liat di youtube cara pakai hijab. Atau sering sharing sama teman. Banyak hal kok yang bisa membantu kalian untuk memacu kemauan kalian untuk berhijab. Kuncinya sih adalah kemauan dari diri kalian sendiri.


Inilah sedikit kisah dari perjalanan berhijabku. sekian dan terima kasih.

Komentar