“Apa
kabar?”
“Kamu
baik-baik saja kan?”
Aku dengar dari
teman-teman kamu baik-baik saja. Aku juga baik-baik saja.
Ini sedikit
memalukan, aku sangat mencemaskanmu. Aku senang mendengar kabar kalau kamu
baik-baik saja. Sebenarnya aku ingin menghubungimu, karena ada yang ingin kusampaikan. Akhir-akhir
ini aku sering memikirkanmu. Tapi, aku urungkan niatku itu.
“Aku
merindukanmu”
Pada awalnya aku
percaya bahwa aku tidak akan menyakitimu, tapi seiring berjalannya waktu ketika
aku merasa kita sama-sama telah berubah, dan aku sadar bahwa selama itu aku sibuk
membela diriku bahwa aku tidak berubah. Aku cukup egois.
“
Kenapa aku tidak
bisa sabar bertahan?
Kenapa aku meninggalkanmu
sendiri ketika kamu sedang butuh seseorang untuk mendukung?
Kenapa aku tidak
berusaha lebih keras?
Aku menyesali
semuanya. Tapi sekarang tidak ada yang bisa kulakukan. Aku hanya berharap yang
terbaik untukmu.
“
Walaupun aku pernah
melalui hal buruk sebelumnya, perpisahan itu terasa sangat berat bagiku. Seperti
orang gila, aku terus menangis semalaman, aku tidak bisa melupakanmu, bahkan
saat-saat dimana aku meraskan hatiku tercabik-cabik. Tapi seiring berjalannya
waktu, aku kembali baik-baik saja.
Aku yang lebih dulu
merasa lelah, maka aku yang lebih dulu mengatakan kata pisah, tapi aku menyesal
tak karuan. Setelah hari itu, aku terus berusaha untuk memintamu untuk
mempertimbangkan perpisahan ini, memintamu untuk kembali, tapi untuk kesekian
kali kamu terus berkata bahwa kamu tidak bisa lagi kembali. Sejujurnya itu
sangat melukai harga diriku. Atas kebodohanku sendiri hatiku pun terus terluka.
Kamu tahu? Kali ini
aku sadar, seberapa besar aku berusaha pada akhirnya aku memberikan seluruh
hatiku padamu, dan walaupun aku harus merasakan sakit hati, tapi pada saat itu
aku merasa lebih bahagia dari orang lain.
Oleh karena itu,
lain kali aku tidak akan takut, aku akan melakukan yang terbaik saat menjalin
hubungan lagi dengan seseorang yang baru. Bagiku daripada merindukanmu, aku
lebih merindukan waktu-waktu bahagia kita.
Aku berharap kamu
bahagia dengan duniamu yang sekarang. Terima kasih banyak karena telah menjadi
salah satu bagian pengisi baik dan buruk dalam hidupku.
Komentar
Posting Komentar