Kini aku sudah mencapai umur kedewasaanku,
dimana aku harus bangkit dari masa kanak-kanak menjadi remaja. Aku sekarang
sudah berumur 17tahun . orang-orang bilang Sweet Seventen hehe.. bagi setiap
remaja lainnya pasti akan merayakan hari sweet seventen nya bersama orang yg
disayang, sedangkan aku? Masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak
ada yang beda. Setiap dihari ulang tahun ku, aku hanya ditemani para
suster dan dokter hehe, ya walaupun begitu tapi aku bahagia karna
masih ada seseorang yang perduli denganku.
Oiya perkenalkan namaku Marsha Zhafira
Putri, biasanya sih para suster manggil aku Asha. Sejak aku berumur 10 tahun aku
sudah tinggal di salah satu Rumah Sakit, selama 8 tahun ini aku selalu ditemani
para suster dan pasien rumah sakit. Pasti pada bertanya-tanya kan, kok
asha tinggalnya dirumah sakit? Emang boleh? Kalau mau tau ikutin aja ceritanya.
Aku dari kecil sebatang kara, aku gak tau siapa
ibu ku siapa ayahku. Sebelum aku tinggal dirumah sakit ini aku tinggal di
Panti Asuhan. Kata ibu panti waktu aku bayi aku sudah dititipkan dipanti
asuhan itu. Selama 9 tahun aku tinggal dipanti, sudah banyak
kenangan-kenangan yang aku lewati dipanti asuhan itu. Aku punya sahabat setia,
kita senasib, kita sama-sama ditelantarkan orang tua kita, dia namanya
Zhevana, biasa dipanggil zhe. Semenjak aku pergi dari panti aku sudah tidak
bertemu dan tau kabarnya zhe lagi, aku kangen sama zhe, aku ingin bertemu
dengannya sebelum aku pergi jauh.
Saat tepat pukul 00.00 dan aku masih terlelap dalam
mimpi, para suster dan Dokter Andre serta Dokter Sesyil memberikan kejutan yang
tak pernah kuduga sebelumnya, aku terbangun dan terharu pada saat
itu, dan tiba-tiba air mata ku mengalir, itu air mata kebahagiaan. Dokter Andre
dan Dokter Sesyil itu sudah aku anggap seperti orang tua ku
sendiri, selama 8 tahun ini dia yang merawat ku, menjagaku,dan memberikan
kasih sayang, layaknya orang tua kandung. Andai mereka orang tua kandung ku,
pasti aku sangat bahagia memiliki orang tua seperti mereka. Sudah banyak
kebahagiaan yang mereka kasih ke aku, sedangkan aku belom bisa
membalas kebaikan yang mereka beri ke aku. Aku takut saat kematiaan itu
tiba dan aku belom balas semua kebaikan yg mereka beri. “Tuhan, andai aku bisa
memilih aku ingin bisa hidup lama agar bisa membahagiakan orang-orang yang
sudah memberiku kebahagiaan selama ini” ucapku dalam hati.
Detik berganti menit, menit berganti jam,
jam berganti hari, dan hari berganti bulan. Bulan ini adalah bulan dimana
persahabatan aku dan zhe dimulai. Waktu semasa aku dipanti dulu,
aku dan zhe selalu merayakan hari jadi persahabatan kita. Tapi sekarang
sudah tidak lagi, aku tidak tau dimana zhe, ingin rasanya aku
mencari keberadaan zhe. Tapi aku tidak bisa keluar dari rumah sakit ini,disini
dijaga ketat. Tapi akhirnya aku menemukan keberanian untuk kabur dari
sini hehe sedikit beresiko sih tapi gapapa aku lakuin semua ini
untuk bertemu zhe. Aku beranjak dari tempat tidur, lalu mengambil jaket, topi
kupluk, kacamata dan tas. Lalu aku menulis sebuah surat untuk Dokter
Andre dan Dokter Sesyil yang aku taruh di atas meja. Kemudian diam-diam aku
menguntit keluar dari kamar tanpa sepengetahuan orang-orang yang
berada disekitar situ. Akhirnya aku berhasil keluar dari rumah
sakit, sebenernya sih aku sering keluar tanpa izin Dokter Andre dan
suster untuk ke taman yang deket rumah sakit.
Setelah aku berhasil keluar dari rumah sakit, aku
langsung pergi mencari tumpangan. Aku ingin pergi ke panti asuhan setia
budi dibandung. Mungkin zhe masih berada disana. Dengan antusiasnya ingin
bertemu dengan zhe, aku menebeng mobil bak seseorang yg akan pergi ke bandung
juga hehe, habis dikarnakan aku gak ada uang untuk menaik bus sih.
Setelah beberapa jam diperjalanan akhirnya aku sampai juga di Panti Asuhan
tempat ku dulu tinggal. Aku kangen masa-masa kecil dimana aku bermain
dengan anak-anak yang senasib denganku. Dengan keyakinan aku
perlahan-lahan berjalan menuju pintu, aku berharap zhe masih ada dipanti ini.
Aku mengetuk pintu 3 kali sambil berucap salam tapi tidak ada respon,
lalu aku mengetuk untuk kesekian kali dan pintu pun terbuka. Saat aku melihat
seseorang dibalik pintu aku langsung tersenyum lebar, sudah sejak lama
aku tidak bertemu dengannya. Dia yang sangat berjasa untuk ku.
“Maaf, ada keperluan apa ya?” tanyanya,
“ibu, ini aku zha” jawabku dengan meyakinkan,
“zha?” jawabnya dengan heran,
“Marsha Zhafira Putri bu, putri kecil yg ibu dulu temuin didanau deket
sini” jawabku lagi dengan meyakinkan
“zha?yaampun zha kemana aja?ibu kangen denganmu” jawabnya sambil
memelukku.
Melepaskan pelukannya dari tubuhku “kamu
sekarang sudah besar ya, sudah berbeda. Sekarang jadi tambah cantik dan bersih,
gak kayak dulu dekil” kata ibu panti meledek ku dan sambil mengelus
rambut dan wajahku.
“ah ibu bisa ajah hehe, bu panti juga sekarang mulai tambah tua ya hehe”
kataku sambil meledek juga.
“iyalah masa mau muda terus sih hehe, oiya ayok silahkan
masuk” kata ibu panti.
Oiya zha itu nama panggilan kecil aku
waktu dipanti dulu. Saat aku melangkahkan kaki ke dalam panti
aku teringat masa-masa dulu dan aku langsung teringat zhe. Bu panti
mempersilahkan aku duduk.
“kamu kemana aja selama ini zha?pergi tanpa kabar, bikin semua
orang khawatir saja” kata ibu panti.
“maaf ya bu zha waktu itu pergi gak pamit, soalnya waktu itu
zha mau nyari orang tua kandung zha, tapi zha malah dapat musibah” jawabku.
“yaampun musibah apa?kamu tapi gapapa kan?” Tanya bu panti dengan panik.
“ceritanya panjang bu, zha gapapa kok, untung aja ada orang baik yg
menolong zha. Sekarang zha tinggal dijakarta bu” ceritaku.
“untung saja kamu selamat ya. Ibu senang bisa melihat mu
lagi, ibu fikir ibu gak akan pernah liat kamu lagi” jawab bupanti dengan sedih.
“bupanti gausah khawatir ya, zha kan anak strong,
buktinya sampai saat ini zha masih hidup, zha bisa melawan itu
semua bu” jawabku.
“kamu memang hebat zha, kamu anak kuat. Semoga ada keajaiban
ya” kata ibu panti.
“amin yaAllah. Oiya bu zha kesini ingin menanyakan tentang zhe. Apa zhe
masih tinggal disini?” tanyaku. Ibu panti seketika terdiam saat aku bertanya
tentang zhe. “bupanti, apa zhe masih tinggal disini? Terus sekarang zhe
kemana?kok gak keliatan sih“ tanyaku lagi. “aku penasaran deh sekarang zhe
seperti apa..”
“zha.. kamu terlambat” jawab bupanti dengan suara lirih.
“terlambat?apanya yg terlambat bu?” tanyaku kebingungan.
“zhe…” jawab bupanti singkat.
“zhe kenapa bu? ada kan disini? apa zhe udah diadopsi sama orang
lain? tanyaku dengan penasaran. “bu, padahal zhe pernah bilang sama aku kalau
dia tidak ingin di adopsi sama orang lain. Dia bakal hidup sama aku selamanya. Kita
akan hidup berdua.”
“bukan.. bukan. Tapi zhe sudah meninggal” jawab
bupanti dengan tangis sendu
Saat bupanti berkata seperti itu aku terkejut dan air mata ku
mengalir tiba-tiba. “gak ini gak mungkin. Pasti bupanti bohong
kan?!iyakan?!” tanyaku dengan rasa tidak percaya.
“enggak zha, zhe meninggalkan kita 4 tahun yg lalu. Semenjak kepergianmu
zhe sering murung, lalu dia pamit sama ibu untuk mencari kamu. Tapi
tak lama kemudian ada kabar bahwa zhe kecelakaan dan saat
dibawa kerumah sakit zhe sudah dipanggil tuhan” jawab bupanti
sambil menangis.
Aku sangat terpukul saat mendengarkan cerita
bupanti, air mata ku mengalir sangat deras, aku tak kuasa mengahan semuanya.
Aku datang kesini membawa harapan untuk bertemu dengan sahabat
kecil yg aku sayangi tapi ternyata dia sudah meninggalkan ku
terlebih dahulu. Aku masih menangisi kepergian zhe diruang tamu, sedangkan
bupanti kedalam mengambil sesuatu. Bupanti kembali dengan membawa
sesuatu.
“zha, sebelum zhe pergi dia menitipkan ini untukmu. Katanya berikan ini
jika zha kembali, karna zhe yakin kamu akan kembali suatu saat nanti. Ini
untukmu” kata bupanti memberikan kotak ke aku.
“Aku pamit ya bu..” aku langsung berlari keluar dari panti dengan air
mata berderai.
Aku berlari ke tepi danau, dimana tempat
itu menjadi tempat favorit aku dan zhe. Aku disitu menangis
sekencang-kencangnya dan menyesali perbuatanku, andai saja
waktu itu aku gak pergi dari panti pasti sampai saat ini aku dan
zhe masih bisa bersama. “zhe, kenapa kamu pergi secepat ini? kenapa
kamu pergi lebih dulu dariku? maafin aku zhe.. seharusnya waktu itu aku
tidak mencari orang tua ku, seharusnya aku menemanimu. Ini semua gara-gara aku”
aku tak kuat menahan air mata ini.
Lalu aku membuka kotak yang bupanti berikan untuk
ku tadi. Didalamnya terdapat surat, kalung persahabatan, dan foto-foto
masa kecil kita berdua. Aku membuka kertas yg berwarna pink dan
membacanya sambil meneteskan airmata.
Sehabis membaca surat dari zhe aku hanya bisa menangis dan
merenung ditepi danau, saat itu tiba-tiba kepala ku pusing, dia menerpaku
kembali, sebisa mungkin aku melawannya, aku kuat aku bisa melawan rasa
sakit itu, dia gak bisa buat aku lemah, dia cuma parasit buat ku, aku gak boleh
kalah sama rasa sakit ini.
Aku membuka mata dan melihat disekeliling ku, saat aku
melihat disekelilingku, aku seperti kenal dengan tempat ini, ternyata
tempat ini adalah kamarku dirumah sakit. Saat aku sedang ditepi danau
waktu itu aku tak sadarkan diri,lalu aku dibawa kejakarta oleh Dr.Andre
dan Drs.Sesyil. mereka ternyata menemuiku ke bandung. yang bikin aku
terheran lagi, aku melihat tanganku dihimpus dan aku dipakaikan
alat oksigen. Tubuhku lemah, aku seperti diatas awan, tak berdaya
dan tak bernyawa.
“alhamdulillah,
akhirnya kamu sadar juga. Sudah 3 hari kamu terbaring disini” kata
dokter andre.
“sayang, lain
kali kalau kamu mau kemana-mana izin dulu ya sama kita. Aku gak ingin
kamu kenapa-napa seperti ini. kamu buat semua orang khawatir
tau gak sih” kata dokter syesil yg panic
“iya sha,
kamu dengerin itu kata dokter syesil. Kita sayang sama kamu sha, kita gak
ingin kamu pergi lebih cepat.” Kata dokter andre
“dok,
aku ingin bilang terima kasih. Karna selama ini kalian sudah
merawat dan menjaga ku dengan baik. Maaf kalau aku belum bisa membalas
kebaikan kalian. Kalian sudah seperti orang tua kandung bagiku. Dulu
keinginan ku adalah bertemu dengan orang tua kandungku, tapi
sekarang aku sudah menemukannya yaitu kalian. Boleh aku memanggil kalian dengan
sebutan mama papa?” dokter andre dan sesyil mengangguk dengan wajah
berbinar-binar “Terima kasih ya papa andre dan mama Syesyil” kataku
dengan suara lirih dan terbata-bata.
“kamu
ngomong apasih, kita ikhlas melakukan ini untuk kamu. Kamu sudah
kita anggap anak sendiri. Kita sayang sama kamu sha.” Kata Dokter Syesyil
sambil memelukku
“bupanti,
aku juga ingin berterima kasih kepada ibu, karna ibu sudah
menemukanku dan menjaga ku dari bayi. Bupanti segalanya buat zha. Sekarang
zha udah gamau ngerepotin kalian lagi, zha udah gak kuat
nahan rasa sakit ini selama bertahun-tahun, mungkin udah saatnya zha pergi
menemui zhe. Maafin zha ya.. lailahailaallah” kata terakhirku dengan
lirih dan terbata-bata.
“ashaaaa…. “
teriak dokter syesil sambil menangis dan menggayuh-gayuhkan badan asha.
Dokter andre
memeriksa asha lalu ia berkata.. “innalilahiwainalilahirojiun..” dengan
suara pelan.
Semua yang ada diruangan itu menangis atas kepergiannya Zha. Kini
dia sudah pergi untuk selama-lamanya. Zha dari kecil menderita penyakit
leukemia,dari kecil dia selalu divonis tidak berumur panjang, tapi dia bisa
buktiin ke orang-orang kalau dia bisa melawan rasa sakit itu selama
17tahun ini. Zha bocah kecil yang kuat, walaupun dari kecil dia tidak hidup
bersama orang tua kandungnya tapi disekelilingnya banyak orang yang
sayang padanya. Zha dibuang oleh neneknya, dikarnakan neneknya tidak ingin
menanggung malu atas perbuatan ibunya yg hamil diluar nikah. Zha hanya
korban dari kedua orang tuanya. Betapa malangnya jadi zha,tapi kini dia
sudah bahagia
disurga.
ending~
Komentar
Posting Komentar