Impian semua orang pasti ingin mempunyai keluarga
yang bahagia, akur, dan utuh. Tidak ada seseorang yang ingin dilahirkan menjadi
keluarga broken home. Tapi didunia ini tidak ada yang sempurna, semua punya
kekurangan termasuk aku. Keluarga ku utuh tapi aku merasa kurang lengkap. Dimana
kurang lengkapnya? Kurang lengkapnya itu di seorang yang menurut banyak orang
itu menjadi kepala keluarga. Bisa disebut seorang Papa. Dia ada kok diantara
kami, dihidup saya, dirumah ini, tapi dia gak ada dihati saya. Kenapa? Karna sejak
kecil sampai saat ini saya tidak pernah dekat dengannya.
Dari aku dikandung, dilahirkan, masa bayi, masa
kanak-kanak, sampai masa sekarang aku tidak pernah mendapatkan nafkah batin
darinya. Aku tidak pernah merasakan sosok seorang papa yang sesungguhnya. Aku tidak
pernah mendapatkan belaian hangat dari seorang papa. Dari kecil aku punya
mimpi, aku ingin sekali dipeluk oleh seorang papa, dimanja oleh seorang papa, dapat
kasih sayang darinya, tapi kenyataannya berbeda. Aku tidak pernah merasakan itu
semua.
Dulu aku ingin seperti anak lain, bisa bermanja-manja,
bermain, beranda-canda, bercakap-cakap, dianterin sekolah, dijemput. Aku ingin
seperti itu. Selama ini, dari aku TK,SD,SMP, sampai SMK sosok seorang papa tidak
pernah perduli dengan pendidikanku. Apakah ia pernah bertanya jika aku tidak mendaptkan
juara kelas? Tidak! Apakah ia pernah bertanya nilai raportku bagaimana? Tidak! Apa ia
ada saat ku sakit? Tidak! Apa ia mengerti bagaimana perasaanku? Tidak! Aku iri
dengan anak lain. Rasanya jika tuhan mengizinkan, aku ingin mengganti dia
dengan orang lain. Aku ingin punya sosok seorang papa yang bisa diajak curhat,
bercanda, selalu ada disaat aku rapuh, selalu menjadi temanku. Itu impian ku
sejak dulu.
Kita seatap, serumah, sering berpapasan tapi
jarang banget untuk bertegur sapa. kita seperti orang asing yang tak saling kenal. Mungkin kau memanggil ku jika kau ada perlu saja, begitu pula aku. Banyak pertanyaan
yang ingin aku lontarkan kepadamu. Apa artinya aku bagimu? Apa aku penting
untukmu? Mengapa sejak kecil kau tidak menginginkanku? Apa salahku? Apa aku
terlalu hina untuk menjadi anakmu? Apa kau sayang padaku?! Pertanyaan itu semua
hanya aku bisa pendam tak bisa aku lontarkan, karena aku tak punya keberanian untuk
mengungkapkannya langsung.
Aku tak bisa berkata
apa-apa lagi. Aku hanya bisa berdoa untukmu, mengagumimu dari jauh, serta
membencimu. Suatu saat nanti aku akan buktikan kepadamu bahwa aku anakmu yang
bisa kau banggakan. Tanpa dukungan darimu aku bisa bertahan hidup. Karena aku
masih punya seseorang yang sayang denganku yaitu MAMA!
thank you for being
the father that I did'nt want. thank you for your hard work over the years, to
support me and my finance. but I don’t have the material, which I need from you
is love. it is more than enough. I will always wait for the moments where my dreams
happen. :”)
Komentar
Posting Komentar