AA
Dulu aku tak mengenal apa itu pacaran, aku tak
pernah merasakan bagaimana rasanya memiliki orang yang disayang. Aku selalu saja menyayangi seseorang tapi tak
pernah memilikinya. Itu rasanya hhhhmmmm.… </3
Semenjak aku masuk ke tingkat yang lebih atas
atau sebut saja SMA/SMK aku baru merasakan dan mengerti apa itu pacaran. Telat ya
wkwk… Ternyata rasanya gitu ya nanonano kayak es campur. Ada rasa sakit,
senang, sedih, kecewa, dan kita tuh dibuat bodoh oleh cinta. Sebenernya cinta
itu gak salah, tapi orang yang melakukan cinta yang salah. Saat aku tau rasanya
pacaran begitu dan sudah merasakan sakitnya, aku rasanya tidak ingin mengenal
cinta. Cinta buat kita gila, buat kita bodoh, buat kita merasa lemah. Bodoh banget menangisi kepergian seseorang yang jelas-jelas
udah nyakitin hati kita.
Aku pikir setelah putus dari pacar pertama ku alias
mantan, aku gak akan pacaran lagi dan menyayangi seseorang lagi, ternyata aku
salah. Setelah 2 bulan aku tak
berhubungan lagi dengan mantaku itu aku dekat dengan seseorang. Awalnya kita
dekat biasa, berteman biasa, dan gak pernah menyangka kita bisa dekat seperti
ini. Mungkin karna kita satu sahabat juga kali ya, aku dan dia memiliki sahabat
yang sama, tapi aku dan dia sebelumnya tidak pernah bersahabat bahkan kenal. Semua
ini sangat baru buat kita.
Berawal dari dunia maya lanjut bbman kemudian
smsan. Waktu itu dia sudah punya pacar dan aku baru tau itu setelah aku sudah
punya perasaan dengannya. Bodoh ya, andai waktu itu aku bisa mengendalikan perasaan ku pasti semuanya gak
akan seperti ini. Aku dan dia gak akan bersama, gak akan saling menyakiti, gak
akan saling jauhan dan andai waktu itu aku lebih milih jadi sahabatnya daripada
jadi pacarnya. Aku gak pernah menyesal jadi pacarnya justru aku senang bisa
kenal dengannya, aku bisa belajar banyak dari dia bahkan aku dapat suatu
pengalaman berharga.
Aku dan dia bersama selama 3 bulan dan berakhir
pas ke 4 bulan. Tanggal 060213 itu tgl dimana dia menyatakan perasaannya
langsung kepadaku dirumah sahabat kita dan disaat ulang tahun sahabat kita. Disitu
dia bilang bahwa dia sayang sama aku,dan dia juga bilang dia gak akan
menyianyiakan/menyakitiku, intinya dia menyatakan perasaannya deh. Pokoknya di
tanggal itu kita resmi berpacaran. Lagilagi aku berhubungan dengan cowok,
sebelumnya aku ragu untuk berpacaran lagi karna aku takut disakitin untuk ke 2
kalinya. Tapi aku berpikir gak ada salahnya aku kasih kesempatan untuk dia.
Waktu bergulir, awal pacaran aku dan dia
baik-baik saja tapi lama kelamaan timbul masalah satu persatu dan masalah itu
timbul dari mantan-mantannya dia. Ada ajah masalah yang mengganggu hubungan
kita dan membuat kita jadi cekcok. Bukan karna dari mantannya juga sih tapi
dari kitanya sendiri juga. Diantara kita masih saling egois, masih memikirkan
diri sendiri, dan sama-sama saling ingin ada perubahan. Padahal kan cinta harus
menerima pasangan kita apa adanya. Oiya ada perbedaan juga diantara kita, kita
beda iman. Tapi itu gak menjadi halangan untuk kita. Iya aku tau agamaku
mengajarkan untuk memiliki pasangan yg seiman tapi bukan kah agamaku
mengajarkan juga kalau kita gak boleh pacaran. Jadi intinya mau pacaran sama yg
seiman ataupun beda iman tetap dosa, yang penting kita pacarannya gak
macem-macem, kita pacarannya yang sehat. Jaman sekarang gaada yang gak pacaran
itu …….
Suatu saat ada satu masalah diantara aku,dia dan
sahabatku. Sahabatku itu
mantannya dia, dulu mereka pernah bersama tapi tidak
lama, ada suatu masalah yang membuat mereka pisah, aku gak tau masalahnya apa
karna dulu kita belum saling dekat. Dia ternyata masih sayang dengan sahabatku
itu, sedikit agak nyess sih dengernya tapi aku gak bisa marah itu kan haknya
dia, malah itu jadi pacuan buat aku gimana caranya aku harus bisa bikin dia
lupa dengan sahabatku itu. Sedikit agak egois sih dengarnya, tapi kan aku ada
hak buat memperjuanginnya.
Waktu terus berjalan mereka semakin dekat dan aku
semakin bingung harus bagaimana lagi, aku tidak dapat melarangnya untuk tidak
dekat dengannya. Aku sempat menyerah dan membiarkan dia terbelenggu oleh masa
lalunya. Sampai suatu saat aku dan dia dirundung masalah, dia memutuskan untuk
akhiri hubungan kami. Dia bilangnya sudah tidak ada perasaan lagi dan mungkin
bagi dia itu keputusan terbaik. Sakit sih banget malah, tapi ada seseorang yang
bilang kepada ku “Buat apa menangisi seseorang yang
jelas-jelas sudah menyakiti hati kita. Hanya
buang-buang air mata dan nyiksa diri sendiri” orang itu sangat marah jika aku
menangisinya, disaat aku sedang galau karna diputusin oleh dia aku teringat
kata-kata itu. Aku Cuma sekali menangisinya setelah itu aku mencoba jadi cewek
setrong dan memendam apa yang aku rasa.
Tak lama putus dariku dia mendekati sahabatku
itu. Awalnya dekat biasa tapi lama kelamaan mereka menjadi mesra dan bilang
saling sayang. Pas aku tau itu, jujur itu sangat sakit buatku. Aku ngerasa
mereka mempermainkan aku, sahabatku sendiri mengkhianati ku, tapi aku berpikir
lagi sebelum aku hadir dikehidupannya dia, sudah terebih dahulu sahabatku yang hadir dan menjadi bagian hidupnya dia. Aku
gak mau egois, aku gak mau ngehalangin
orang yang saling sayang. Aku sayang sama mereka berdua. Aku sayang dia dan aku
juga sayang sama sahabatku. Akhirnya aku lebih memilih mundur dan mengikhlaskan
dia untuk sahabatku. Aku masih bermain dengan dia, masih bercanda-canda kalau
ketemu, tapi sudah jarang smsan. Aku dan dia kembali menjadi sahabat seperti
awal lagi.
Tak lama
kemudian sahabatku sms dan bilang mereka sudah
pacaran lagi, aku ikut senang
dengan kembalinya mereka, dan aku bertekad untuk melupakan dia tapi
bukan berarti aku openheart untuk orang
lain, karna aku belom siap. J
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Komentar
Posting Komentar